Sabtu, 17 Mei 2014

6th Operation

Tak terasa sudah 16 bulan sejak kejadian malam itu. Langkah yang tegap dulu masih belum kembali. Sabar sepertinya bukan menjadi kewajiban lagi, tetapi menjadi kebutuhan. Terlebih, menerima segala sesuatunya dengan ikhlas adalah obat mujarab termanjur sekarang ini.

Ada yang tak biasa pada hasil rontgen tanggal 3 April 2014 lalu. Melihat hasilnya, langsung terambil kesimpulan bahwa sepertinya harapan untuk sedikit lepas dari ketergantungan alat bantu ini harus tertunda sedikit lebih lama. Harapan yang diberi dokter pada bulan Februari lalu, saat izin untuk menapakkan kaki meluncur keluar dari seorang ahli tulang tersebut. Kemandirian membawa kendaaraan sendiri pun terlintas untuk berhenti sejenak.

Minggu, 16 Februari 2014

Semua Akan Indah Pada Waktunya

Selalu saja akan ada kemudahan dalam kesulitan. Itulah janji Allah dalam kitab-Nya.

Sejak kejadian 26 Desember 2012 lalu, saya selalu saja merepotkan banyak orang. Mulai dari keluarga, sahabat, teman-teman, bahkan orang yang tidak saya kenal pun saya repotkan. Maklum, ada keterbatasan dalam diri saya. Utamanya, saat kedua tangan saya tidak dapat digunakan yaitu saat berjalan, imbas dari kaki kanan yang belum bisa saya gunakan. Kedua tangan terfokus seluruh tenaganya untuk menopang beban tubuh untuk berjalan. Alhasil, saat berjalan, tidak hanya kaki kanan yang tidak bisa digunakan, sudah pasti tangan tidak bisa digunakan.

Karena kedua tangan dan kaki kanan tidak bisa digunakan itu, saya sering meminta pertolongan kepada orang, terutama dalam membawa barang. Ah, rasanya jiwa kemandirian ini seperti terenggut. Dulu yang begitu mandiri, jalan kesana kemari, tanpa peduli tentang rasa butuh terhadap orang lain, menjadi seorang yang lemah, dan sangat tergantung terhadap orang lain. Aristoteles memang benar, manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain. Dan saya adalah salah satu manusia yang membutuhkan rasa sosial tersebut. Meski, selalu saya mencoba untuk tidak merepotkan orang lain semaksimal mungkin.