Selasa, 29 Januari 2013

Kalante Enam

Subuh hari tersebut, saya terbangung di atas sebuah tempat tidur. Melihat sekeliling ruangan, saya yakin ini bukanlah kamar tidur saya. Tempat tidur ini berbeda dari yang biasa, bahkan ditambah asesoris besi-besi penjaga tempat tidur supaya sang pengguna tidak jatuh darinya. Tampak sebuah botol infus tergantung di sebelah kanan saya yang selangnya menyambung ke tangan kanan saya, dan jarumnya menusuk ke dalam urat nadi saya.

Saya pun kembali teringat atas kejadian yang menimpa saya dalam dua hari ini. Oh iya, ternyata saya berada di atas sebuah kasur, di dalam kamar, di rumah sakit karena sebuah kecelakaan yang membuat kaki kanan saya patah dan mengharuskan saya dirawat disana.

Minggu, 27 Januari 2013

Cerita Medis Patah Tulang

Fraktur terbuka, orthopedi, debridement, inflamasi, granulasi, eksternal fiksasi.. Kata-kata yang sebelumnya asing tersebut sekarang terasa akrab di telinga. Kecelakaan sebulan yang lalu yang membuat saya paham atas kata-kata tersebut. Sebuah kecelakaan yang pasti akan terekam dalam hidup ini, untuk terus mengingat akan kuasa-Nya dan kasih-Nya.

Fraktur terbuka, istilah tersebut diberitahu oleh perawat yang pertama kali luka saya akibat kecelakaan. Artinya, ada tulang saya yang patah dan bagian kulit atau dagingnya juga ikut terbuka atau rusak. Lawannya fraktur terbuka adalah fraktur tertutup, dimana patah tulang namun tidak diiringi oleh daging atau kulit yang terbuka.

Senin, 21 Januari 2013

Ar-Rahman

Ar-Rahmaan. 'Allamal quraan. Kholaqol Insaan. 'Allamahul bayaan...

Lantunan surat Ar-Rahman terdengar di telinga, saat-saat penantian panjang menunggu operasi. Suara tilawah Quran yang berasal dari Tante yang biasa saya panggil Ummi, tersebut entah mengapa cukup menenangkan saya. Meskipun waktu rasanya berjalan lama sekali. Tiap beberapa menit, saya bertanya, jam berapa ini? Jam berapa sekarang? Tapi, jawabannya hanya berubah setengah jam. Penantian panjang dari malam sampai siang dengan sakit teramat di kaki kanan saya. Kapan saya bisa dioperasi?

Minggu, 20 Januari 2013

Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai dengan Kesanggupannya

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar..

Bibir selalu terucap kata tersebut, badan mengejang, dahi mengernyit, mata sulit terpejam. Sekeliling ruangan terdapat orang-orang yang sangat saya cintai. Tampak wajah mereka terlihat khawatir, cemas, dan sedih. Konsentrasi mereka semua tertuju pada saya. Saya yang terbaring lemah di atas sebuah ranjang, saya yang tak kuasa menggerakkan salah satu bagian tubuh seperti biasa.

Sakit yang terasa teramat sakit, melebihi sakit yang biasa terasa. Setiap saat, tenaga yang ada hanya digunakan untuk menahan sakit. Sesekali menangis sesengukan, sesekali mengaduh, sesekali mengomel, sesekali berbicara. Terdengar lantunan ayat suci Al-Quran surat Ar-Rahman didengungkan oleh Ummi (Tante). Saat-saat itu, pasrah dan doa serta memohon pertolongan Allah yang hanya bisa saya lakukan. Air mata ini seperti meleleh saat menangis itu. Padahal jarang sekali saya menangis. Tapi saat itu, semuanya mengalir deras, untuk memohon pada Allah.