Minggu, 16 Februari 2014

Semua Akan Indah Pada Waktunya

Selalu saja akan ada kemudahan dalam kesulitan. Itulah janji Allah dalam kitab-Nya.

Sejak kejadian 26 Desember 2012 lalu, saya selalu saja merepotkan banyak orang. Mulai dari keluarga, sahabat, teman-teman, bahkan orang yang tidak saya kenal pun saya repotkan. Maklum, ada keterbatasan dalam diri saya. Utamanya, saat kedua tangan saya tidak dapat digunakan yaitu saat berjalan, imbas dari kaki kanan yang belum bisa saya gunakan. Kedua tangan terfokus seluruh tenaganya untuk menopang beban tubuh untuk berjalan. Alhasil, saat berjalan, tidak hanya kaki kanan yang tidak bisa digunakan, sudah pasti tangan tidak bisa digunakan.

Karena kedua tangan dan kaki kanan tidak bisa digunakan itu, saya sering meminta pertolongan kepada orang, terutama dalam membawa barang. Ah, rasanya jiwa kemandirian ini seperti terenggut. Dulu yang begitu mandiri, jalan kesana kemari, tanpa peduli tentang rasa butuh terhadap orang lain, menjadi seorang yang lemah, dan sangat tergantung terhadap orang lain. Aristoteles memang benar, manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain. Dan saya adalah salah satu manusia yang membutuhkan rasa sosial tersebut. Meski, selalu saya mencoba untuk tidak merepotkan orang lain semaksimal mungkin.

Masa ini mengajarkan banyak hal kepada saya, dan rasanya pelajaran berharga tersebut tidak mudah didapat bagi orang yang tidak merasakannya. Seorang pelayar hebat selalu hadir dari kerasnya ombak dan angin di lautan. Karena itu, selalu akan ada banyak ucap syukur dan terima kasih kepada seluruh manusia yang telah ikhlas menemani dalam masa ini. 

Pada hari Rabu, 12 Februari 2014, setelah 1 tahun 2 bulan terlewati, saya kembali cek kondisi kaki ke dokter. Seperti biasa, sebelum ke dokter saya ke Laboratorium Radiologi untuk rontgen kaki saya. Dalam rasa penasaran dan kecemasan, saya menunggu hasil tersebut. Sudah belasan kali saya melakukan rontgen dan menerima hasilnya, namun belum ada yang menutup rasa penasaran dan kecemasan tersebut dengan senyum terkembang. Tulang masih belum tembuh dan terdapat rongga yang cukup lebar. Tanpa mendengar penjelasan dokter pun saya tau bahwa kaki kanan saya ini masih belum bisa difungsikan sama sekali. 

Namun, lain pada hari tersebut. Ketika menerima hasil rontgen, senyum secara tak sadar terkembang cukup lebar. Ada hasil yang cukup signifikan dalam hasil rontgen tersebut. Membaca hasil rontgen bukanlah perkara yang sulit, saya pun menebak-nebak dokter akan berkata apa. Meski ada kemajuan, saya belum yakin akan ada perubahan dalam vonis dokter selain "bersabar aja ya".

Masuk ke ruangan dokter, hasil rontgen pun langsung diberikan. Dinyalakan lampu khusus rontgen, dan diletakkannya hasil rontgen disana. Seperti perkiraan, dokter mengatakan ada kemajuan yang cukup signifikan. Tetapi itu saja belum cukup. Dokter bertanya apakah sudah pernah dipakai jalan kaki kanannya? Dan dokter ternyata meminta saya melakukan hal yang mengejutkan, yaitu menginjak timbangan dengan kaki kanan. Bingung tentu saja.

Hasil Rontgen

Kaki kanan saya memang sudah telah lama saya gunakan sedikit-sedikit untuk berjalan namun tetap dalam bantuan tongkat. Bukan karena arahan dokter, tapi karena insting saja. Saya merasa kaki saya cukup kuat, untuk mulai ditapakan. Bahkan untuk sholat saja, saya sudah sering untuk berdiri. Melakukan rukunnya dengan sempurna. Saya akui saya sedikit nakal untuk masalah ini. Dan akibatnya, pada pertemuan sebelumnya, tentu saja saya kena marah oleh dokter hal ini. Jera? Sedikit, tapi saya tetap sholat dengan berdiri, utamanya saat sholat Jumat. Hehe..

Jadi untuk apakah timbangan tersebut. Instruksi dokter cukup sederhana. Tekanlah timbangan itu kuat-kuat dengan kaki kanan. Oke, saya lakukan, meski masih bingung tujuannya apa. Dengan usaha keras, didapat angkat 40 kg. Dokter pun memberikan penjelasan yang mengejutkan. Kalau angka 70 terlampaui, saya boleh lepas tongkat satu. Karena itu saya harus latihan menekan kaki kanan saya. Dengan itu, diharap tulang terstimulasi untuk tumbuh lebih cepat. Hee? Dan saya pun terdiam. 

Logika otak saya pun berjalan. Target 70 kg -> latihan menekan -> sedikit-sedikit berjalan -> kaki kanan saya siap untuk menekan pedal. Yup, itulah yang berjalan di logika saya, menekan pedal gas mobil. Dan rasa bingung pun terganti senyum. Tembakan pertanyaan langsung saya arahkan ke dokter. "Sudah bisa nyetir mobil dong dok?"

Menyetir mobil adalah permintaan saya dari dulu kepada dokter. Bukan apa-apa, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya ingin tidak merepotkan orang lain. Dan dengan menyetir mobil inilah, saya rasa saya bisa mandiri untuk pulang pergi ke kantor, tanpa bantuan orang lain. Namun, karena kondisi kaki yang belum bagus, dokter tidak pernah mengizinkan. Akhirnya, sahabat saya di kantor yang terepoti oleh saya, mengantar pulang pergi saya naik mobil yang dipinjamkan kantor. Bersama kesulitan, memang selalu ada kemudahan. Saya bersyukur telah kenal dengannya, dan bersyukur ditempatkan di kantor yang memberikan pinjaman mobil untuk pulang pergi.

Dokter pun tidak bisa berkelit dan memberikan izin untuk menyetir mobil dengan hati-hati. Ya, memang, kalau berjalan yang memberikan beban lebih besar kepada kaki saja diizinkan, tidak mungkin yang hanya menekan pedal tidak diizinkan. Alhamdulillah.

Siang ini, saya menjajal kembali untuk menyetir mobil ditemani adek. Memang, kalau sudah pernah bisa akan sulit untuk lupa. Meski telah 1 tahun lebih tidak menyetir, dengan sedikit penyesuaian, ternyata saya masih bisa melakukannya. Memang agak sedikit tidak nyaman, karena kondisi kaki yang tidak sesempurnya biasanya, tapi sudah cukup untuk mengucapkan rasa syukur yang luar biasa.

Semua akan indah pada waktunya. 
Saat sahabat saya harus mutasi untuk pindah kantor dan tidak ada lagi yang bisa mengantar pulang pergi kantor, saat itu, saya diberikan kesempatan untuk tugas belajar di kampus lama saya, STAN selama 2,5 tahun. 
Saat saya diberikan kesempatan untuk tugas belajar di kampus lama saya, STAN, saat itu saya diberikan rizki untuk bisa menyetir kembali sehingga tidak merepotkan orang dalam masalah transportasi. 
Alhamdulillah.

Dan, semoga sedikit demi sedikit, dengan izin Allah, segalanya kembali seperti sedia kala lagi. Aamiin.


..... Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At-Talaq 2-3)

2 komentar: