Minggu, 20 Januari 2013

Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai dengan Kesanggupannya

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar..

Bibir selalu terucap kata tersebut, badan mengejang, dahi mengernyit, mata sulit terpejam. Sekeliling ruangan terdapat orang-orang yang sangat saya cintai. Tampak wajah mereka terlihat khawatir, cemas, dan sedih. Konsentrasi mereka semua tertuju pada saya. Saya yang terbaring lemah di atas sebuah ranjang, saya yang tak kuasa menggerakkan salah satu bagian tubuh seperti biasa.

Sakit yang terasa teramat sakit, melebihi sakit yang biasa terasa. Setiap saat, tenaga yang ada hanya digunakan untuk menahan sakit. Sesekali menangis sesengukan, sesekali mengaduh, sesekali mengomel, sesekali berbicara. Terdengar lantunan ayat suci Al-Quran surat Ar-Rahman didengungkan oleh Ummi (Tante). Saat-saat itu, pasrah dan doa serta memohon pertolongan Allah yang hanya bisa saya lakukan. Air mata ini seperti meleleh saat menangis itu. Padahal jarang sekali saya menangis. Tapi saat itu, semuanya mengalir deras, untuk memohon pada Allah.

Kaki Kanan di UGD

Sebelas jam sebelumnya, sekitar pukul 21.30, 26 Desember 2012, selepas pulang kantor, terjadi hal yang mungkin tidak semua inginkan. Sebuah kecelakaan. Dua metromini yang saling kebut-kebutan itu menjadi pemeran dalam kecelakaan tersebut. Satu yang pertama berhasil dihindari, namun yang kedua tak terelakkan. Tikungan tajam Tanah Kusir membuat metromini itu seperti datang tiba-tiba, sangat cepat. Dan, metromini yang kedua pun menghantam.

Tiba-tiba saja saya sudah tergeletak di tengah jalan, dipandangi oleh para pengguna jalan lainnya. Langsung saya melihat kondisi tubuh saya, semoga tidak terjadi apa-apa. Allahu Akbar, kaki siapa itu, ada tapak kaki tergeletak. Allahu Akbar, ternyata itu milik saya. Allahu Akbar, saya tidak bisa menggerakkan kaki kanan saya. Allahu Akbar, kaki kanan saya hampir terputus. Allahu Akbar, tak berdaya. Allahu Akbar, semoga tidak diamputasi. Allahu Akbar, teriak saya sekencang-kencangnya. Tolong saya. Tolong saya. Kaki saya. Toloong, iba saya kepada para pengguna jalan yang melihat. Ya Allah, Astagfirullah.

Shock. Gelap. Begitu cepat terjadi. Terasa ada beberapa orang yang mengangkat saya ke atas mobil pick up. Dengan sedikit kesadaran, saya masih bisa menjawab pertanyaan orang-orang yang menolong saya tersebut. Di atas mobil pick-up, saya menghubungi Ibu, tapi tidak di angkat. Saya menghubungi adek, dan kabar pun tersampaikan kepada keluarga.

Mungkin karena shock yang begitu hebat, saya tertidur kehilangan kesadaran sampai mobil pickup tiba di RS Dr Suyoto Veteran. Saya langsung ditangani medis. Sakit yang teramat masih terasa di kaki kanan saya. Perawat pun harus begitu hati-hati mengangkat kaki kanan saya. Infus, suntikan tetanus, suntikan pengurang sakit diberikan kepada saya. Kompres terhadap kaki kanan saya dilakukan agar darah yang mengalir tidak semakin deras.
Seluruh benda-benda saya diambil oleh orang yang menolong saya. Mereka mengurus administrasi saya di rumah sakit. Saya hanya bisa pasrah.

Ayah dan Ibu pun tiba di rumah sakit. Ayah datang terlebih dahulu bersama Tante Ita, orang ini yang selanjutnya akan banyak berjasa terhadapa saya. Ibu menyusul beberapa jam kemudian. Sebelumnya Ibu berada di Puncak, berkat rencana yang disiapkan Allah, Ibu bisa kembali ke Jakarta malam itu juga. Isak tangis pun tumpah. Ibu, saya minta maaf, maaf sekali bu, maaf, maaf semua ini terjadi. Ibu sayang kamu nak, kata Ibu. Tangis pun semakin tumpah.

Dengan pertimbangan kemudahan akses dan kelengkapan fasilitas, saya dipindahkan ke RS Fatmawati dengan ambulance. Pada sepertiga malam tersebut, Tindakan medis diambil. Kaki kanan saya diperiksa oleh dokter dibantu dengan seorang yang sepertinya mahasiswa yang sedang coas. Sakit masih terus terasa dari kaki kanan saya. Dan, penjelasan diberikan oleh dokter tersebut. Luka kaki kanan saya cukup parah, tulangnya hancur, dagingnya tersobek, uratnya ada yang putus, ototnya rusak. Tentu saja harus dilakukan operasi. Allahu Akbar. Saya hanya bisa pasrah kepada Allah. Ya Allah, tolong berikan saya kesembuhan, tolong sembuhkah kaki kanan saya. Tolong selamatkan kaki kanan saya. Pinta saya

Allahu Akbar.. Astagfirullah..

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". QS. Al-Baqarah 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar