Minggu, 24 Maret 2013

Manusia Makhluk Sempurna

Semenjak luka yang didapat dari kecelakaan tersebut, ternyata banyak sekali hikmah yang saya dapat salah satunya adalah sempurnanya manusia sebagai makhluk Allah.

Kalau melihat luka tersebut pada awal kejadian, pasti orang akan bergumam ngeri melihatnya saking parahnya. Saya pun juga sama ditambah merasakan sakit yang luar biasa. Terpikir juga, berapa lama ini luka akan sembuh dan bagaimana prosesnya penyembuhannya. Pasti sakit.


Kondisi awal luka tersebut mungkin seperti daging sapi segar yang biasa ada di pasar yang erlihat darah merahnya, daging, dan tulangnya. Tapi berbeda dengan daging sapi yang ada di pasar, potongannya daging pada luka saya tidak bagus,  Tulangnya hancur dan kulitnya terkelupas. Lukanya berbentuk segi empat dengan perkiraan ukuran 10 x 5 cm di atas lutut.

Setelah di operasi reposisi dan dilakukan pembersihan luka serta jaringan yang mati, luka tersebut menjadi tampak lebih rapi khususnya pada tulangnya. Luka menjadi dominan berwarna putih kemerah-merahan pucat dan hitam. Daging yang berwarna putih kemerah-merahan tersebut adalah daging dengan jaringan yang masih hidup, sedangkan yang warna hitam adalah daging dengan jaringan yang mati.

Jaringan yang mati inilah yang diangkat pada operasi yang kedua, operasi debridement. Pada awalnya, saya mengira bahwa benar-benar pada yang warna hitam inilah yang diangkat, tetapi ternyata luka saya semuanya dibersihkan. Akibatnya, hanya tinggal sedikit daging yang ada di luka tersebut. Semua dikikis hampir menyentuh tulang. Warnanya adalah merah segar. Persis seperti daging sapi yang ada di pasar. Nah, inilah kondisi daging yang seharusnya.

Pada tahap ini, perawatan luka dilakukan oleh perawat di rumah sakit. Perawatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan suplatul, bahan medis seperti kain yang berbentuk jaring-jaring yang ditempelkan langsung di atas luka.Selanjutnya lapisan atasnya ditutup oleh kain kasa, dan terakhir dibalut perban putih dan cokelat. Saat dibersihkan luka, rasa sakitnya amat terasa.

Lambat laun, saya melihat terjadi perubahan pada luka saya. Semakin hari daging merah tersebut semakin meninggi. Bahkan sampai melebihi batas wajar. Masya Allah, saya menjadi saksi atas kebesaran kuasa Allah atas penciptaan manusia. Luka yang awalnya parah dan jelek seperti itu berubah menjadi kondisi yang yang seharusnya dari waktu ke waktu. Kulit di sekitar luka lama kelamaan semakin mendesak masuk untuk menutupi seluruh luka.

Inilah salah satu hikmah yang bisa diambil, Allah memberikan kemampuan manusia untuk melakukan pemulihan fisiknya sendiri. Wuiih, sungguh sempurnanya manusia dengan akal, nafsu, serta fisiknya. Maka, bersyukur kepada Allah adalah kepatutan yang harus dilakukan oleh setiap manusia atas sempurnanya tubuh mereka.

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dil autan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar